Perbedaan antara garam Himalaya dan garam dapur (garam meja) melibatkan aspek asal-usul, komposisi kimia, warna, proses produksi, kandungan mineral, serta manfaat dan penggunaan. Berikut penjelasan detailnya:

1. Asal-usul dan Sumber Garam Himalaya: Berasal dari tambang garam Khewra di kaki Pegunungan Himalaya, Pakistan. Merupakan garam batu yang terbentuk dari pengeringan laut purba jutaan tahun lalu. Garam Dapur: Dihasilkan dari penguapan air laut atau ditambang dari endapan garam batu modern. Lebih banyak diproses secara industri.

2. Warna dan Penampilan Garam Himalaya: Umumnya berwarna merah muda atau pink karena kandungan mineral seperti zat besi (ferum). Bentuknya bisa berupa kristal kasar atau bubuk halus. Garam Dapur: Warna putih bersih, karena telah dimurnikan dan diputihkan. Biasanya berbentuk butiran halus.

3. Proses Produksi Garam Himalaya: Diproses secara minimal—tidak melalui proses pemurnian kimia. Tidak mengandung bahan tambahan. Garam Dapur: Mengalami proses pemurnian tinggi. Sering ditambahkan anti-caking agent (zat anti-gumpal) dan yodium (untuk mencegah gondok).

4. Komposisi Kimia Garam Himalaya: Sekitar 95–98% natrium klorida (NaCl) + 2–5% mineral lainnya (kalium, magnesium, kalsium, besi, dan mineral jejak lainnya). → Komposisinya lebih kompleks, namun dalam jumlah kecil. Garam Dapur: Hampir 100% natrium klorida (sekitar 99.9%). → Lebih murni, tetapi hanya mengandung sedikit atau tanpa mineral tambahan.

5. Kandungan Yodium Garam Himalaya: Tidak diperkaya yodium secara alami dalam jumlah signifikan. Tidak cukup untuk mencegah defisiensi yodium jika tidak dikombinasikan dengan sumber lain. Garam Dapur: Biasanya difortifikasi dengan yodium, menjadikannya pilihan utama untuk pencegahan gondok dan gangguan tiroid di banyak negara.

6. Rasa Garam Himalaya: Rasanya sedikit lebih “ringan” dan kadang dianggap lebih lembut oleh sebagian orang karena kandungan mineral tambahan. Garam Dapur: Rasanya lebih “tajam” dan asin karena kandungan natrium klorida yang lebih tinggi dan murni.

7. Manfaat dan Klaim Kesehatan Garam Himalaya: Diklankan memiliki manfaat kesehatan tambahan karena kandungan mineralnya, seperti: Menstabilkan pH tubuh Meningkatkan hidrasi Detoksifikasi Namun, klaim ini belum didukung oleh bukti ilmiah kuat. Kandungan mineralnya terlalu kecil untuk memberikan dampak signifikan bagi kesehatan. Garam Dapur: Bermanfaat dalam pencegahan defisiensi yodium. Tidak menawarkan mineral tambahan lain, tetapi lebih diandalkan dalam konteks kesehatan masyarakat (misalnya dalam program yodisasi).

8. Harga dan Ketersediaan Garam Himalaya: Lebih mahal karena asalnya yang lebih eksklusif dan kurang diproduksi massal. Garam Dapur: Sangat murah dan tersedia luas di pasaran.

Ringkasan Perbandingan Aspek Garam Himalaya Garam Dapur (Meja) Sumber Tambang di Himalaya Air laut atau tambang lokal Warna Pink Putih Proses Minim, alami Dimurnikan, ditambah aditif NaCl ± 95–98% ± 99.9% Mineral tambahan Ada (jumlah kecil) Hampir tidak ada Yodium Tidak ditambahkan Difortifikasi Harga Mahal Murah.

Kesimpulan Garam Himalaya mungkin menarik karena warna dan kandungan mineral tambahannya, tetapi secara nutrisi tidak jauh berbeda dari garam dapur. Jika tujuan utamanya adalah rasa dan estetika, garam Himalaya bisa menjadi pilihan. Namun jika tujuannya adalah pencegahan defisiensi yodium, garam dapur beryodium tetap lebih direkomendasikan. Jika kamu punya kondisi kesehatan khusus (misalnya tekanan darah tinggi), penting juga mempertimbangkan jumlah konsumsi garam secara keseluruhan daripada jenisnya.

Terimakasih Semoga Bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *